Palembang | rknnews.com
PEMBUKAAN rapat kerja Provinsi Komite olahraga masyarakat Indonesia (KORMI) Provinsi Sumsel laksanakan di hotel Swarna Dwipa Rabu 26 Juni 2024
Hadir Ketua Kormi Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) Hj. Samantha Tivani Herman Deru.
Sekretaris Kormi Sumsel Eko Agus Sugianto mengatakan, kegiatan hari ini agenda raker Provinsi Sumsel tahun 2024.
“Jadi ini merupakan amanah organisasi minimal 1 tahun sekali dilaksanakan Reker Provinsi. Jadi di tahun 2024 untuk agenda utamanya itu pertama penyusunan program kerja sesuai dengan tema kita adalah mengkolaborasikan program kita dengan stakeholder agar pihak-pihak terkait ikut dalam pengembangan olahraga masyarakat,” ujarnya.
Kedua, sambung Eko, agenda penyiapan kontingen Kormi Provinsi Sumsel yang akan berlomba nantinya di Fornas ke VIII di Nusa Tenggara Barat agar meraih prestasi. Karena Kormi Sumsel peringkat pertama saat Fornas ke VI di Sumsel dan Fornas ke VII Jawa Barat kita memperoleh peringkat 5 besar. Jadi satu satunya provinsi luar Jawa yang mampu menembus 5 besar apalagi pelaksanaannya di pulau Jawa.
“Target kita Fornas ke VIII nanti minimal kormi Sumsel minimal sama seperti sebelumnya di Jawa Barat atau kita up lagi kita lebih baik lagi di posisi peringkat pertama kembali atau peringkat ketiga besar,” katanya.
Untuk peserta Raker Provinsi ini, Eko menuturkan, hari ini dihadiri oleh seluruh kormi dari 17 kabupaten dan kota. Kemudian ditambah dari teman-teman dari Induk Organisasi Olahraga (Inorga). “Setiap tahun dilaksanakan Raker Provinsi,” ucapnya.
Ketika ditanya awak media Untuk program yang menonjol, Eko mengungkapkan, yang kita laksanakan yakni meningkatkan kebugaran membangun olahraga.
“Untuk yang paling banyak memperoleh itu dari emas di Fornas Jabar itu Kempo. Target terendah kita bertahan di 5 besar. Semoga kita berhasil merebut kembali juara umum atau di peringkat kedua atau ketiga,” tandasnya.
“Yang ikut Raker Provinsi ini ada penggiat olahraga, karena kami ini beda dengan KONI, karena kalau di koni mereka adalah atlet-atlet karena melalui proses seleksi. Sedangkan di kormi tidak jadi tidak ada batasan usia namanya penggiat,” pungkasnya.*