Dunia Seni Sumsel Berduka, Maestro Tari Elly Rudy Tutup Usia

Palembang, rknnews.com

SUASANA duka mendalam menyelimuti dunia seni Sumatera Selatan bahkan Indonesia. Maestro Tari Nasional, Nurul Laili Anggraini atau yang biasa disapa Bunda Elly Rudy tutup usia, Selasa (16/07/2024) sekitar pukul 14.30 WIB.

Bacaan Lainnya

“Iya benar Mas. Sekitar pukul 14.30 tadi Bunda meninggal dunia. Mohon doa untuk Bunda ya Mas,” kata salah satu anak almarhumah, Swarga Arya Eza, S.Pd., Selasa (16/07/2024).

Menurut Arya, saat ini jenazah almarhumah Bunda Elly masih di rumah duka di Kompleks Villa Mitra Palembang, Jalan Seruni Nomor 29, Bukit Lama, Kecamatan Ilir Barat 1. Direncanakan almarhumah Bunda Elly akan dimakamkan Rabu (17/07/2024) selepas Zuhur.

Kepergian maestro yang mengabdikan diri dalam tari tradisi di Sumsel ini jelas meninggalkan duka mendalam banyak insan seni di Sumatera Selatan. Nama kecil Elly Rudy adalah Elly Anggraini Soewondo, lahir di Tanjung Enim hampir 70 tahun yang lalu.

Rudy disematkan ke namanya karena suaminya yang bernama Rudy Syafruddin. Selama membina keluarga dengan Rudy Syafruddin, mereka dikaruniai empat anak yaitu: Swarna Maha Reza, S.Sos., Swarga Arya Eza, S.Pd., Permata Safira, S.E., dan Puspa Dita, S.Si.

“Almarhumah adalah maestro tari yang tidak terbantahkan. Dedikasi, pengabdian, dan sumbangsih beliau sangat besar untuk perkembangan dunia seni di Sumsel, khususnya dunia tari,” ungkap salah satu murid almarhumah Bunda Elly, Nurdin, M. Sn.

Banyak hal dipelajari dan diteladani Nurdin selama berkenalan dan berproses dengan almarhumah sejak 2004. Bahkan, dosen Universitas PGRI ini sudah menganggap almarhumah sebagai ibu sendiri

Hal senada disampaikan Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumsel, Cahyo Sulistiyaningsih. Menurut Cahyo, sosok almarhumah pekerja keras dan bertanggung jawab. Di usia yang tidak muda lagi almarhumah masih terus berkarya dan mengajar.

“Sebenarnya saat ini Disbudpar Sumsel sedang dalam proses pengajuan ke Kemendikbud untuk almarhumah memperoleh anugerah maestro. Berkasnya sudah diajukan dan sedang diproses. Saya akan segera menanyakan perihal berkas tersbut ke Kemendikbud RI,” ujar Cahyo.

Ungkapan duka mendalam turut disampaikan Ketua Dewan Kesenian Sumsel (DKSS) Iqbal Rudianto. Menurut Didit, sapaan akrab Iqbal, DKSS jelas merasa sangat kehilangan figur seniman hebat di Sumsel. Apalagi banyak partisipasi dan kontribusi almarhumah terhadap Dewan Kesenian Palembang maupun DKSS.

“Terima kasih atas jasa dan pengabdian almarhumah di jalur seni tari di Sumsel. Almarhumah orang baik yang selalu peduli dengan kesenian dan generasi muda,” ungkap Didit.

Sejak terlibat dalam berbagai even, pada tahun 1965 almarhumah mulai merambah pada penciptaan tari. Bahkan, lulusan FKIP Bahasa dan Seni Universitas Sriwijaya Palembang ini pada tahun yang sama menciptakan ‘tari tanggai’.

Sejak itu, dia juga sekaligus menjadi pelatih tari di berbagai instansi maupun lembaga. Mulai dari sekolah, yayasan hingga instansi pemerintahan, dia pernah menjadi pelatih tari. Dia juga pernah menjadi juri, koreografi, narasumber dan juga menulis beberapa buku.

“Bunda Elly Rudy orang yang konsisten dalam berkesenian sejak sekitar tahun 1960-an. Beliau seorang seniman sejati dan banyak menciptakan karya seni tari yang diakui baik tingkat nasional dan internasional,” ujar satu seniman tari Sumsel, Indra Gunawan.

Para seniman Sumsel, menurut Indra, jelas sangat merasa kehilangan. Karya almarhumah akan dikenang sepanjang masa seperti tari tanggai yang menjadi tari untuk penyambutan tamu.

Sejak kecil Elly Rudy telah mulai menggeluti dunia tari. Bahkan pada tahun 1962, dia telah masuk anggota grup tari Gending Sriwijaya yang tergabung dalam dalam Grup Tari pimpinan Suka Enah Rozak. Sejak saat itu, Elly kemudian sering tampil dengan tari yang sama dalam berbagai perhelatan.

Dengan pengalaman dan prestasi yang dia miliki tentu saja layak disebut sebagai seorang maestro. Seluruh hidupnya didedikasikan di dunia seni khususnya tari gending sriwijaya serta menggantungkan hidupnya dari seni. Berikut perjalanan hidup Elly Rudy dalam berkesenian:

1962: Sebagai penari Gending Sriwijaya bergabung dalam Grup Tari pimpinan Suka Enah Rozak.

1965:  Menciptakan Tari Tanggai.

1965: Menjadi duta Indonesia ke New York World Fair Amerika sebagai Penari.

1981 – sekarang: Aktif sebagai Pelatih Tari. Mengikuti Misi Kesenian sebagai Duta Seni ke berbagai Event Nasional maupun Internasional.

1986: Karya Tari Erai-Erai Serumpun mewakili Propinsi Sumatera Selatan pada Pembukaan Pekan Raya Jakarta (PRJ).

1987: Karya Tari Cek Molek Juara I dalam Pekan Tari Kreasi di Bengkulu, mewakili Propinsi Sumatera Selatan.

1988: Tim Tari Universitas Sriwijaya (UNSRI) Palembang pada Pekan Tari Mahasiswa (PEKSIMINAS), Karya Tari Egal-Egol (eksebisi).

1989: Tim Tari Universitas Sriwijaya (UNSRI) Juara I Tari Tradisi dengan Karya Tari Tari Tanggai pada Pekan Seni Mahasiswa di Universitas Syahkuala Aceh.

1990: Juara I Lomba Cipta Tari Tingkat Propinsi, Karya Tari Bungo Inten.

1991: Juara III Tingkat Nasional dalam Gatra Kencana TVRI Palembang, Karya Pijar Budaya Sumatera Selatan.

1992:   Mewakili Propinsi Sumatera Selatan pada Pekan Seni Budaya Melayu di Tanjung Pinang, Riau.

1993: Penampilan Terbaik Lomba Cipta Tari Tingkat Nasional di Jakarta, Karya Tari Tari Nindai.

1994:   Mewakili Propinsi Sumatera Selatan ke Laos, Thailand dan Singapura atas undangan pemerintah setempat.

1995: Mewakili Propinsi Sumatera Selatan pada Festival Keraton Surakarta.

1995: Kerjasama TVRI Pusat Jakarta dan TVRI Palembang dalam Paket Khusus Indonesia Emas, Karya Sendratari “Sultan Mahmud Badaruddin II”.

1997: Utusan Propinsi Sumatera Selatan pada Festival Keraton Cirebon.

1998: Utusan Propinsi Sumatera Selatan pada Pekan Raya Budaya Melayu Riau.

1998: Sebagai Tutor/ Narasumber Tari Tanggai dan Tari Gending Sriwijaya di STSI Padang Panjang (sekarang ISI Padang Panjang).

1999: Utusan Propinsi Sumatera Selatan ke Johor Baru Malaysia sebagai narasumber Bedah Tari Zapin.

2001: Utusan Propinsi Sumatera Selatan pada Festival Gendang Nusantara di Melaka Bandar Raya, Malaysia.

2001: Menerima Penghargaan Seni ASEAN Social and Economic Corporation Golden Award 2001 Jakarta.

2002: Mewakili Propinsi Sumatera Selatan di Istana Negara. 1. Tari Gending Sriwijaya; 2. Tari Lenggok Musi.

2002: Pelatih Tim Kesenian Daerah Musi Banyuasin (MUBA) dibawah pimpinan Bupati MUBA Bpk. Ir, Alex Noerdin. – Mengikuti Festival Floriade Hearlemmeer, Belanda.- Misi Indonesia ke Perancis.

2003: Utusan Propinsi Sumatera Selatan ke Kerajaan Negara Selangor, Malaysia.

2003: Utusan Propinsi Sumatera Selatan pada Festival Rampai Melayu – Budaya Melayu Sedunia, Riau.

2003:   Utusan Tim Kesenian sebagai Pelatih Tari ke Italia dan Jerman.

2003:   Menerima Penghargaan Seni sebagai Seniman Tari dari Pemerintah Daerah (PEMDA) Sumatera Selatan.

2007: Dosen Luar Biasa Fakultas Seni Prodi Sendratasik Universitas PGRI Palembang.

2007: Sebagai Tutor/ Narasumber “Workshop Penata Tari dan Musik se-Sumatera Selatan”.

2009:   Sebagai Juri/ Pengamat pada Festival Seni Tari Melayu.

2010: Narasumber Workshop Pengembangan – Pelestarian Seni Budaya Palembang yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (DISBUDPAR) Propinsi Sumatera Selatan.

2013:   Narasumber Focus Group Discussion Pakaian Adat dan Tari Sambut Sumatera Selatan yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Nasional (DIKNAS) Propinsi Sumatera Selatan.

2013: Juri/ Pengamat Lomba Tari Kreasi Sumatera Selatan.

2013: Menerima Penghargaan Sebagai Tokoh Seni Budaya Sumatera Selatan dari Universitas PGRI Palembang.

2016: Koreografer World Dance Day di Surakarta diselenggarakan oleh ISI Surakarta. Karya Tari Tari Lilin Siwa.

2017: Sebagai Narasumber/ Pamong Seni Pelatihan Kesenian Tradisional Sumatera Selatan Materi: Tari Tanggai. Diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata  (DISBUDPAR) Propinsi Sumatera Selatan.

2017: Koreografer World Dance Day Surakarta yang diselenggarakan oleh ISI Surakarta. Karya Tari Tari Pagar Pengantin.

2017: Menciptakan Tari Sambut Kabupaten Musi Rawas Utara (MURATARA), Karya: Tari Sambut “Ilim”.

2018:   Koreografer pada Festival Triangle Culture Festival yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan Kota Palembang.

2018: Pelatih Tari di Dinas Kebudayaan Kota Palembang.

Selamat jalan Sang Maestro Tari Sumatera Selatan Bunda Elly Rudy. Terima kasih untuk semua karya dan pengabdian yang telah engkau berikan. Jasa dan karyamu akan abadi dalam hati dan pikiran seluruh masyarakat Sumsel dan Indonesia. (RON)

Pos terkait